lokalpada Industri Kerajinan Kain Tenun Sutera di Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif.(Mi les& Huber-man; 1994, Moleong, 2014).Data yang dapat dihasilkan berupa kata-kata tertulis yang dianalisis secara rasional. Prosedur pemecahan masalah dilakukan berdasarkan

Kain sesek saat ini telah mampu menembus pasar internasional Kaum wanita di Lombok mendapat ilmu menenun yang diturunkan secara turun-temurun Motif-motif seperti lumbung padi, aneka biota laut dipilih karena dekat dengan keseharian Suku Sasak Kain sesek memiliki beberapa motif, salah satunya Motif Pucuk Rebung Gambaran proses pembuatan kain sesek yang terlihat rumit dan menjadikan harga kain ini melonjak tinggi Selain terkenal karena keindahan alam, Lombok juga memiliki kerajinan tradisional yang sangat indah. Kain sesek namanya. Kain khas suku asli Lombok ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan, pembuatan kain sesek masih menggunakan cara tradisional. Benang katun, sutra, marcis, emas, dan perak menjadi bahan dasar pembuatan kain ini. Proses pembuatannya juga terbilang lama. Setidaknya dibutuhkan satu bulan untuk menyelesaikan sehelai kain sesek. Motif yang rumit menjadi alasan utama lamanya proses pembuatan. Pembuatan kain biasa dimulai dengan istilah tetumpuk atau pemintalan. Benang yang terbuat dari kapas diproses dengan cara dipanjangkan. Selanjutnya, proses tegulung atau menggulung benang. Setelah benang terbentuk, dimulailah proses tepina memindahkan motif dengan benang nilon. Motif yang digunakan pada kain sesek bisa berupa rumah tradisional suku Sasak, lumbung padi, aneka biota laut, atau hewan ternak. Motif-motif tersebut dipilih karena dekat dengan keseharian Suku Sasak. Kain sesek hanya dibuat oleh kaum wanita Suku Sasak. Bahkan, ada mitos bila lelaki yang membuat kain, perilaku si pembuat kain akan berubah menjadi seperti wanita. Keahlian membuat kain dilestarikan secara turun-temurun. Sejak usia belia, para ibu mengajarkan cara membuat kain kepada anak-anaknya. Harga kain khas Sasak bervariatif, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ini tergantung motif dan lama pembuatan. Semakin rumit motif yang digunakan dan lama pembuatan kain, semakin mahal harga kain tersebut. Bagi Anda yang ingin melihat pembuatan kain sesek, bisa datang ke Desa Sukarara, Lombok. Di desa ini, Anda akan melihat proses pembuatan kain dengan cara tradisional. Para wanita yang bergelut dengan benang dan alat dari kayu akan menjadi pemandangan menarik yang bisa Anda saksikan saat berkunjung ke desa ini. [Riky/IndonesiaKaya] Artikel Terkait

4 Desa Kerajinan Cukli Rungkang Jangkuk. Berjalan seiring dengan berkembang majunya pariwisata di Lombok, sejak 1986, muncul pusat pengrajin di Lingkungan Rungkang Jangkuk yang berada di Kelurahan Sayang-Sayang Kota Mataram. Letaknya, di pinggiran utara-timur kota, sekitar empat kilometer dari pusat kota.
Sobat Pesona sudah tahu dong kalau Suku Sasak adalah suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Etnis ini menjunjung tinggi keahlian menenun, bahkan sudah mengajarkan kemampuan menenun pada anak-anak perempuan sejak usia dini, lho! Tak heran kalau pada akhirnya mereka menjadi penenun yang piawai. Konon nama Sasak memang memiliki kaitan erat dengan tenun-menenun yang disebut sebagai sèsèk. Kata sèsèk ini berasal dari kata “sesak” atau “sesek”. Menenun khas suku Sasak memang dilakukan dengan cara memasukkan benang satu-persatu yang disebut dengan sak sak. Lalu benang tersebut dirapatkan hingga sesak dan padat. Bahkan alat tenun yang digunakan pun mengeluarkan bunyi, sak…sak…ketika sedang digunakan. Namun rujukan penyebutan nama Sasak yang pertama kali konon terdapat dalam Prasasti Pujungan yang ditemukan di Tabanan, Bali. Prasasti ini diperkirakan berasal dari abad ke-11. Selain itu, kata Sasak juga ditemukan di dalam Kitab Negara Kertagama. Bagi suku Sasak, kain tenun amat berhubungan dengan budaya. Di beberapa desa yang masih mempertahankan adat, para perempuan lazim mengenakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari. Selain itu, beberapa upacara adat dan keagamaan pun menggunakan kain adat sebagai sarananya. Karena menjadi bagian dari adat itu sendiri, keahlian menenun diwariskan dari generasi ke generasi suku Sasak sejak dini. Maka tak jarang kita temui anak-anak perempuan berusia 9 tahun sudah aktif menenun. Maklum saja, bagi seorang wanita Sasak, kemampuan menenun adalah sebuah kewajiban. Bahkan mereka beranggapan bahwa seorang perempuan Sasak yang belum bisa menenun berarti belum mampu untuk berumahtangga. Sebelum menikah, perempuan Suku Sasak Lombok harus membuat tiga sarung tenun. Satu untuk diri sendiri, satu untuk suami, dan satu lagi untuk mertua perempuan. Ragam motif kain tenun Sasak dipengaruhi agama yang dianut suku ini. Sebelum masuknya Islam, motif kain tenun didominasi motif tumpal/pucuk rebung mirip deretan gunung sebagai perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran dan motif hewan seperti burung. Motif tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, dan bunga bersusun delapan seperti bintang mendominasi setelah masuknya agama Islam. Sementara itu, motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Para wanita perajin suku Sasak masih mempertahankan peralatan serba tradisional, mulai alat memintal benang hingga penenunan. Kain tenun Sasak Lombok punya tekstur tebal, tidak mudah kusut, dan tak mudah luntur. Hal itu dihasilkan dari teknik pembuatan kain yang dilakukan para perempuan Sasak. Kualitas tenun pun sangat baik dengan kerapatan benang yang padat. Karena itu, pengerjaan sehelai kain berukuran 60 x 200 cm memakan 2-4 minggu, bergantung pada kerumitan motif. Belakangan di Lombok juga dijual kain buatan luar suku Sasak yang dibuat mirip namun hanya dibuat dalam waktu tiga hari saja. Walau harganya jauh lebih murah, tentu tidak dapat menandingi kain tenun asli Sasak yang memiliki susunan benang yang ditenun sangat rapat agar kain awet. Baca juga Pecinta Kain Tenun Wajib Mengunjungi 5 Desa Tenun DiIndonesiaAja Berikut Ini! Kualitas kain tenun tentu berbanding lurus dengan tingkat kesulitan, keahlian dan kesabaran yang diperlukan dalam pembuatannya. Maka tak heran harga kain tenun asli Suku Sasak terbilang cukup mahal, hingga mencapai jutaan rupiah. Namun selain nilai ekonomi dan kualitas, kita juga harus belajar menghargai nilai-nilai luhur dan tradisi yang terkandung di dalamnya. Selain itu, membeli produk asli Indonesia ini tentu juga akan berdampak positif bagi pengrajin suku Sasak itu sendiri. Sobat Pesona, saat nanti berkunjung ke Lombok, jangan lupa membeli sehelai tenun Sasak sebagai cendera mata, ya! Kain Tenun Sasak Clue Selain kainnya memang indah, kemampuan membuatnya jadi penanda kedewasaan perempuan Suku Sasak
Dariketiga model peranan perempuan tersebut, yang menjadi peran utama pengrajin perempuan di Kelompok Sentosa Sasak Tenun adalah peran reproduktif. Ziyadatur Rohmi, I Gusti Agung Oka Mahagangga. 2020. Peranan Perempuan Kelompok Sentosa Sasak Tenun di Desa Wisata Pringgasela Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 8 No 1, 2020.
Rabu, 08 Agustus 2018 thirteen01 Mutiara Nusa Tenggara Barat SEBANYAK 80% penduduk yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, ialah suku Sasak. Suku ini amat piawai dalam menenun, khususnya kaum perempuan. Kaum perempuan di Lombok memiliki keterampilan menenun karena hal itu menjadi persyaratan ketika akan menikah. Mereka diwajibkan bisa membuat tiga kain, satu untuk dirinya sendiri, untuk suami, dan satu lagi untuk mertua perempuan. Perempuan Sasak menghabiskan hari menenun. foto Instagram theoricoblink Kini, perempuan Sasak banyak membuat kain tenun untuk dijual kepada wisatawan. Biasanya kain-kain indah hasil karya para perempuan Sasak itu dijual kepada koperasi. Pihak koperasi akan menjualnya kembali. Meskipun demikian, kain tenun Sasak tidak diproduksi massal untuk dijual. Kain hanya dibuat beberapa lembar untuk memenuhi permintaan wisatawan. Kain tenun Sasak punya warna menarik dan beragam motif. Ragam motif tenun Sasak amat dipengaruhi agama yang dianut suku ini. Sebelum masuknya Islam, motif kain tenun didominasi motif tumpal/pucuk rebung. Bentuknya segitiga yang mirip deretan gunung. Motif tersebut merupakan perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran. Ada juga motif hewan seperti burung. Setelah masuknya agama Islam, motif tenun Sasak didominasi tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, bunga-bunga dan bunga bersusut delapan seperti bintang. Sementara itu, motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Aneka warna dan motif kain tenun Sasak. foto Instagram tonydempull Selain ciri khas motif dan warna yang beragam, kain tenun Sasak Lombok punya tekstur tebal, tidak mudah kusut, dan tak mudah luntur. Hal itu dihasilkan dari teknik pembuatan kain yang dilakukan para perempuan Sasak. Ada empat teknik dalam menenun kain Sasak, yaitu ane. Tenun pelekat Teknik tenun pelekat dilakukan dengan mencelupkan benang lungsin yang disusun secara sejajar dan benang pakan yang disematkan melintang ke benang lungsin ke dalam warna. Hasilnya, corak rias yang beraneka warna dengan bentuk kotak-kotak besar dan kecil. Umumnya kain sarung tenun yang dibuat dengan teknik pelekat bermotif loreng/bertapak catur. Suku Sasak mengenal teknik ini dengan beberut. ii. Tenun songket Dengan teknik menenun songket, kain yang dihasilkan berhias timbul yang terbuat dari benang katun, benang emas atau perak. iii. Tenun sulam Teknik ini dilakukan dengan menjahitkan benang berwarna di permukaan kain berdasarkan pola dan corak tertentu. iv. Tenun ikat Kain tenun ikat dibuat dengan mengikat bagian tertentu pada benang sehingga bagian tersebut tak terkena warna saat benang dicelup dalam zat warna. Pengikatan benang yang sedemikian rupa menghasilkan bentukan dan keharmonisan warna sesuai dengan motif yang ditentukan sebelumnya. Belajar menenun di desa suku Sasak. foto Instagram ekafzh6 Tak mudah membuat selembar kain tenun Sasak. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, juga kreativitas. Perempuan pemintal akan duduk beselanjar dengan kedua kaki direntangkan ke depan. Sebuah palang kayu menahan panggul mereka. Sebuah alat tenun diletakkan di pangkuan mereka. Biasanya mereka akan duduk menenun seharian dan hanya istirahat untuk makan siang. Dalam sehari, perempuan penenun mungkin hanya bisa menyelesaikan 8-x cm. Tidak mengherankan jika satu kain bisa selesai dalam jangka waktu two-three bulan. Bagi suku Sasak, kain tenun amat berhubungan dengan budaya mereka. Di beberapa desa yang masih mempertahankan adat, para perempuan lazim mengenakan kain tenun sehari-hari. Selain itu, beberapa upacara adat dan keagamaan pun menggunakan kain adat sebagai sarananya. Pengantin Sasak dalam balutan kain tenun. foto Instagram bogelarrizal Saat kamu berkunjung ke Lombok, jangan hanya membawa pulang kain tenun indah ini. Rasakan juga pengalaman balajar menenun kain langsung ke para perempuan Sasak. Ada tiga sentra kerajinan tenun Sasak di Lombok yang bisa kamu kunjungi, yakni Desa Sukarara di Lombok Barat, Desa Adat Sade di Lombok Tengah, serta Desa Pringgasela di Lombok Timur.dwi Travel Sabtu, 11 Agustus 2018 sixteen35 Kuliner Minggu, 12 Agustus 2018 0800 Kuliner Sabtu, xi Agustus 2018 1303 LAINNYA DARI MERAH PUTIH Travel Jumat, xviii Februari 2022 xi34 Travel Selasa, 09 Nov 2021 0803 Kuliner Rabu, 03 November 2021 sixteen01 Travel Rabu, 20 Oktober 2021 2202 LAINNYA DARI MERAH PUTIH Travel Jumat, eighteen Februari 2022 1134 Siapa Si Buta Dari Gua Hantu? Si Buta Dari Gua Hantu garapan Ganesh Th. “Inilah perbuatan Si Raja Gagak bersarang di air terjun Gua Hantu’ di atas gunung sana” Travel Selasa, 09 November 2021 0803 Kuliner Rabu, 03 November 2021 sixteen01 Travel Rabu, xx Oktober 2021 2202 Source service/read/tenun-sasak-lembaran-indah-karya-perempuan-lombok SukuSasak Lombok adalah suku asli di Lombok, yang sampai sekarang masih memegang teguh adat istiadat dari nenek moyang. Songket lombok dikerjakan disela-sela membantu kepala keluarga di sawah, setiap harinya setelah membantu di sawah, para wanita dari yang masih remaja hingga ibu-ibu membuat kerajinan songket dengan manual. Dahulu, para wanita
Web server is down Error code 521 2023-06-15 103705 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d7a2cf93a650a4b • Your IP • Performance & security by Cloudflare
TranslatePDF. Perancangan Buku Fotografi Kerajinan Ketak Pulau Lombok Yuniari Setiawan1, Bing Bedjo Tanudjaja2, Baskoro Suryo Banindro3 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya Email: yuniari.setiawan@ Masyarakat Indonesia kurang mengenal produk kerajinan karya Foto Qori Annisa Wicita. Lombok memiliki dua jenis kain tradisional, yakni kain tenun songket dan kain tenun ikat. Cara membedakannya adalah dari warna, motif, dan fungsinya. Kalau kain tenun songket Lombok umumnya penuh dengan warna ( fullcolor ), terbuat dari benang katun yang berasal dari kapas, serta kaya akan warna perak dan atau emas. 9yoc9J.
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/163
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/65
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/496
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/193
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/18
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/243
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/550
  • g7ynjn2z6s.pages.dev/85
  • kerajinan yang dihasilkan perempuan di lombok adalah kain